Bubble Properti adalah kondisi harga perumahan yang turun. Hal ini umumnya disebabkan oleh peningkatan sektor properti Tanah Air yang justru menyebabkan harga mencapai titik jenuh dan jatuh. Ketika permintaan meninggi, maka justru harganya menghadapi bubble.
Kekhawatiran seperti ini adalah suatu hal wajar mengingat investasi properti dinilai sebagai suatu yang memiliki peluang besar. Investor perlu mengetahui ciri-ciri datangnya kondisi bubble pada bisnis properti. Dengan demikian bisa ambil langkah pencegahan yang bisa menyelamatkan investasinya.
Bagi kebanyakan orang, membeli rumah adalah keputusan finansial yang besar. Jumlah biaya yang besar membuat calon pembeli rumah memilih waktu yang tepat sebelum membeli rumah. Bagi kebanyakan, membeli properti saat suku bunga rendah akan mengarah pada penawaran harga bagus untuk properti. Namun, ada periode kurang ideal untuk membeli rumah, itu adalah saat property bubble.
Apa Itu Bubble Properti?
Ibaratnya, harga melambung adalah seperti gelembung yang terbang. Kemudian, pada suatu ketinggian. Gelembung tersebut akan meletus dan jatuh. Itu yang dinamakan property bubble burst. Ketika nilai properti melonjak naik, bisa berdasarkan spekulasi, keadaan perekonomian yang baik, dan didukung oleh hal lainnya. Maka, selalu ada kekhawatiran kalau peningkatan tersebut akan anjlok tiba-tiba.
Walau tiap investasi memiliki resiko, tapi ada tanda-tanda yang bisa diperhatikan. Dengan demikian, kita sempat melakukan tindakan yang dapat menghindari kerugian karena harga tiba-tiba berubah.
Ketika sentimentil publik terindikasi positif, ada perbincangan apakah hal tersebut termasuk tahap awal property bubble atau bukan. Karena, walaupun demikian, tidak semua peningkatan harga properti selalu berakhir dengan meletusnya bubble dari properti.
Oleh karena itu, saat nilai properti naik, investor memantaunya dengan seksama. Ada tanda-tanda yang bisa jadi indikasi kalau kenaikan harga perumahan berarti adalah bubble yang bisa meletus kapan saja. Karena kenaikan nilai properti di ukur dengan nilai properti.
Cermat Berinvestasi Properti dan Bisa Mengenali Tanda-Tanda Bubble Properti
https://elements.envato.com/a-bag-with-the-word-prices-a-miniature-house-and-a-4AB3AV4
Tanda-tanda property bubble bisa dilihat dari berbagai peningkatan antara pinjaman perumahan dan juga kemampuan bank. Harga meroket melebihi pembelian spekulatif. Biasanya, gelembung perumahan dimulai dengan beberapa tanda yang seharusnya bisa diukur. Kadang, tandanya sangat samar dan tidak mudah diketahui. Berikut adalah ciri dari Bubble properti yang perlu Anda waspadai.
1. Peningkatan Permintaan
Ketika jumlah permintaan properti meningkat karena dipicu oleh pasokan yang terbatas. Spekulasi untuk membeli properti pada saat itu mendorong permintaan lebih jauh. Hal ini ditandai dengan mempertahankan properti dan mengosongkannya. Tapi, seperti semua hal, apa yang naik, pasti turun.
Akhirnya, harga real estate menurun. Persediaan melimpah karena tingginya permintaan malah menurunkan harga dan menyebabkan krisis properti ambruk. Hal ini menyebabkan gap ketidakseimbangan besar dalam penawaran dan permintaan.
2. Pilihan Properti Rendah
Salah satu tanda Bubble Properti adalah penurunan inventaris properti. Hal ini merupakan pertanda awal dari gelembung properti. Kekurangan kesediaan properti menyebabkan harga properti naik. Saat ini terjadi, umumnya harga tidak turun bahkan setelah lebih banyak properti masuk ke pasar.
Statistik menunjukkan properti dibangun sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Tapi gelembung properti ditandai dengan jumlah properti hunian yang tidak terjual meningkat. Alasan untuk hal ini bisa karena kesenjangan antara daya beli dan jumlah rumah yang terjangkau.
Itulah sebabnya, pemerintah kerap memperkenalkan perumahan rakyat atau properti terjangkau untuk menjaga harga perumahan stabil. Ada berbagai skema perumahan yang terjangkau agar masyarakat dari berbagai kalangan memiliki mengakses properti yang sesuai dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Kenaikan Suku Bunga
Suku bunga yang naik adalah tanda lain dari property bubble. Kalau suku bunga tinggi, makan membeli rumah jadi harus dengan nilai lebih tinggi dari pada biasanya. Bahkan mengambil pinjaman untuk membeli rumah akan lebih mahal.
Jika suku bunga rendah, berarti Anda hanya perlu membayar bunga selama periode pinjaman dalam jumlah kecil. Pinjaman rumah dapat mempengaruhi keuangan selama beberapa dekade. Jadi, suku bunga memainkan faktor besar.
4. Tren Harga properti Secara Historis
Salah satu cara terbaik untuk menentukan apakah bubble real estate sudah mulai adalah dengan membandingkan sejarah tren harga masa lalu dan saat ini. Jika harga properti lebih tinggi, nilai properti di pasaran kemungkinan berada dalam gelembung atau hampir memasukinya.
Kondisi market dipicu dengan membaiknya sentimen konsumen. Kebijakan pemerintah yang proaktif juga mempengaruhi harga properti secara keseluruhan. Walau demikian, bukan berarti orang langsung berburu properti. Terutama banyak yang mengambil langkah wait and see.
5. Rasio Kredit Macet Yang Tinggi
Salah satu pertanda akan adanya bubble pada properti adalah non performing loan/NPL perbankan yang tinggi. Selama rasio masih ada di bawah 5% maka terbilang masih cukup aman. Kita perlu mewaspadai apabila rasio pinjaman perbankan untuk properti yang mencapai 3 atau 4 %. Kisaran aman yang sedang terjadi sekarang adalah dalam kisaran level 2%.
6. Rasio Kredit Properti Pada Total Kredit Perbankan
Ketika bisnis properti jadi populer, ada lebih banyak orang yang membeli properti. Hal ini juga berarti tingginya angka pinjaman pada properti. Bagaimana mengetahuinya? Memakai data yang dimiliki oleh BI atau Bank Indonesia. Kalau rasio antara KPR/KPA pada total kredit perbankan tinggi. Hal tersebut bisa jadi indikasi kalau industri properti akan menghadapi kondisi bubble.
7. Tingkat suku bunga KPR atau KPA yang terlalu rendah.
Pemerintah perlu terlibat untuk menyelamatkan nilai properti kalau menunjukkan adanya bubble properti. Oleh karena itu, kisaran suku bunga pinjaman dari tiap pinjaman kerap dipantau. Kalau berada pada kisaran 8% sampai 12%, maka masih dinilai aman.
Langkah yang biasa diambil oleh Negara adalah memberlakukan kebijakan cooling measure. Hal ini menandakan kalau Negara melakukan tindakan pencegahan dalam mempertahankan rasio tersebut di ambang aman.
Bubble Properti dapat membuat investasi Anda gagal. Oleh karena itu, kalau ingin memulai investasi dalam bentuk properti, pertimbangkan untuk punya asuransi properti. Anda bisa melakukan investasi dan mendapatkan proteksi dalam waktu bersamaan.
Jadi, kalau ada suatu kejadian dimana properti yang Anda miliki mengalami property bubble, bisa dapat perlindungan sehingga investasi dapat dikurangi kekurangannya. Kunjungi cekpremi.com yang memiliki beragam pilihan asuransi. Mulai dari asuransi kesehatan, traveling, sampai properti. Anda dapat memakai uang menganggur secara optimal.Cekpremi bisa jadi pilihan Anda.
Referensi :