Pernahkah Anda mendengar bahwa penyakit gagal ginjal sering disalahartikan sebagai GERD atau gejala asam lambung? Mengapa demikian? Pada beberapa kasus, memang gejala gangguan ginjal seringkali dianggap hanya sekedar asam lambung karena kemiripan gejalanya.
Seperti pada kasus seorang wanita bernama Della Hiariej dari Bandung yang menjadi viral karena menderita penyakit yang tidak lazim pada usianya yang baru 25 tahun. Della telah didiagnosis dengan kegagalan ginjal stadium 5, suatu kondisi yang seharusnya tidak dialami oleh orang seusianya.
Awalnya, gejala yang dialami hanya sekedar kelelahan dan memar, namun Della memilih untuk mengabaikannya. Setelah beberapa waktu, keluhannya berkembang seperti masalah asam lambung, yang akhirnya mendorongnya untuk menjalani pemeriksaan medis.
Menurut Della, pada bulan November, kondisinya semakin parah hingga menyebabkan kesulitan makan. Ia menggambarkan sakitnya sebagai perasaan sakit dari dalam yang mirip dengan masalah asam lambung. Berikut lebih lengkapnya.
Apa Bedanya Gejala Gagal Ginjal dan GERD
Banyak yang kesulitan membedakan antara gejala gangguan ginjal dan asam lambung, karena keduanya menyebabkan nyeri perut. Sakit ginjal menunjukkan gangguan pada fungsi ginjal, menghambat kemampuannya dalam menyaring dan mengeluarkan racun dari darah.
Di sisi lain, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau asam lambung, terjadi saat asam pencernaan dan enzim perut mengalir kembali ke kerongkongan karena otot di pangkal kerongkongan melemah dan tidak menutup dengan benar. Perlu dipahami, bahwa keluhan nyeri perut mirip maag dapat menjadi tanda gangguan ginjal kronik.
Gejala gagal ginjal ini umumnya tidak terlihat pada awalnya, namun baru terungkap saat sudah mencapai tingkat parah. Kondisi tersebut ditandai dengan terjadinya bengkak pada perut, mual, muntah, peningkatan kadar racun, dan bahkan penurunan kesadaran hingga koma.
Selain perut terasa sakit, orang dengan gangguan ginjal dan asam lambung juga bisa mengalami gejala mual dan muntah. Perlu diingat, bahwa ketika seseorang mengalami gangguan ginjal, mual dan muntah ini biasanya disertai rasa sakit intens di area pinggang hingga panggul ke bawah.
Jenis Tes untuk Mengetahui Fungsi Ginjal
Sumber : https://elements.envato.com/female-doctor-using-ultrasound-while-examining-bla-NTWJCV4
Pemeriksaan fungsi ginjal merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi ginjal dalam bekerja. Prosedur ini juga akan mendeteksi adanya gangguan pada organ tersebut. Pada prosedur pemeriksaan ginjal ini, urine dan darah akan diambil dan diamati di laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Urinalisis
Tes urine berfungsi untuk mendeteksi protein, darah, dan analisis warna, kejernihan, serta kandungan kimia. Urinalisis juga mengidentifikasi zat mikroskopik seperti sel darah merah, sel darah putih, bakteri, dan mineral dalam urine.
2. Tes Urine 24 Jam
Tes urine 24 jam dilakukan untuk mengukur kadar protein atau kreatinin yang diekskresikan dalam urine selama periode 24 jam. Kreatinin merupakan produk sisa metabolisme otot yang seharusnya dikeluarkan melalui urine, sementara protein seharusnya tidak terdapat dalam jumlah signifikan pada urine.
3. Tes Albumin
Tes albumin ditujukan untuk menemukan adanya albumin dalam urine. Albumin adalah jenis protein dalam darah yang seharusnya tidak terdapat dalam urine. Tes ini dapat dilakukan sebagai bagian dari analisis urine umum atau sebagai tes terpisah menggunakan strip uji.
4. Tes Mikroalbumin
Tes mikroalbumin, mirip dengan tes albumin, bertujuan untuk mendeteksi albumin dalam urine. Perbedaannya, tes mikroalbumin lebih sensitif dibandingkan dengan strip uji, sehingga mampu mendeteksi albumin dalam jumlah kecil.
5. Urine Albumin-to-Creatinine Ratio (UACR)
Tes UACR ini bertujuan untuk membandingkan kadar albumin dan kreatinin dalam urin. Seringkali juga diikuti dengan tes laju filtrasi glomerulus (GFR).
6. Blood Urea Nitrogen (BUN) Test
Tes BUN mengukur kadar urea dalam darah, menunjukkan adanya urea, produk sampingan metabolisme protein yang harus dikeluarkan melalui urin.
6. Serum Creatinine Level
Pengukuran kadar kreatinin dalam darah, atau serum creatinine level, bermanfaat untuk menilai jumlah kreatinin dalam sirkulasi darah, yang dapat menjadi indikasi masalah pada fungsi ginjal.
7. Creatinine Clearance
Creatinine clearance, pada sisi lain digunakan untuk membandingkan kreatinin dalam urine 24 jam dengan kadar darah, memberikan gambaran seberapa efisien ginjal menyaring limbah metabolisme.
8. Tes Glomerular Filtration Rate (GFR)
Tes Tingkat Filtrasi Glomerulus (GFR) adalah pemeriksaan darah yang mengukur kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme, dan hasilnya dapat digunakan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit ginjal.
Pengobatan pada Penderita Gagal Ginjal
Penderita yang mengalami kondisi kesehatan dengan gagal ginjal akut biasanya telah mengalami berbagai gejala yang mendorongnya menjalani perawatan di rumah sakit. Setelah gejala membaik, penderitanya dapat melanjutkan perawatan rawat jalan dengan mengikuti panduan berikut
- Konsultasi dengan dokter urologi dan spesialis ginjal tetap dianjurkan sesuai arahan
- Pengobatan infeksi yang menjadi pemicu kegagalan ginjal akut
- Rutin melakukan tes darah guna memantau tingkat kreatinin dan garam
- Menghentikan pengobatan yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut
Penting bagi pasien dengan kegagalan ginjal untuk kembali ke rumah sakit dan kembali melakukan konsultasi atau pemeriksaan jika mengalami nyeri pada kandung kemih akibat penyumbatan urine. Selain itu, ketika mengalami komplikasi yang memerlukan perawatan lebih intensif, adanya penyakit pemicu yang memerlukan penanganan segera.
Juga, ketika kondisi penderita memburuk. Bagi yang mengalami kondisi akut parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau cuci darah untuk mengembalikan fungsi normal ginjal. Namun perlu diketahui, bahwa dialisis perlu dilakukan secara berulang dan biayanya juga tidaklah murah.
Untuk mengatasi masalah finansial ini, maka memiliki asuransi sangat dianjurkan bagi Anda yang berisiko atau menderita penyakit. Asuransi dapat memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi biaya pengobatan dan perawatan yang tinggi akibat gagal ginjal.
Dengan asuransi, Anda bisa mendapatkan dukungan keuangan untuk pembiayaan berbagai jenis terapi, termasuk dialisis atau transplantasi ginjal. Jaminan ini membantu mengurangi beban keuangan yang mungkin timbul akibat kondisi kesehatan yang serius.
Jika Anda ingin membeli polis asuransi kesehatan, pastikan untuk mengetahui cakupan manfaat dari polis yang Anda beli. Mintalah bantuan tim ahli Cekpremi yang akan menginfokan secara detail berbagai produk asuransi dan polis yang akan Anda beli. Anda bisa menghubungi layanan Cekpremi.com untuk berbagai keperluan terkait asuransi dengan mengunjungi website resminya.
Referensi :