Mobil listrik menjadi salah satu inovasi terbaru di dunia otomotif yang kehadirannya semakin populer di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadikan kemunculannya begitu menarik adalah penggunaan teknologi baterai mobil listrik untuk sumber kelistrikannya. Selain itu, jenis mobil listrik juga dianggap lebih hemat bahan bakar. Benarkah?
Jenis Baterai Mobil Listrik
Baterai atau “aki” pada mobil listrik (BEV) adalah komponen terpenting karena berfungsi sebagai sumber daya utama yang menyimpan energi listrik untuk menggerakkan mobil. Pada mobil BEV, baterai merupakan satu-satunya sumber daya untuk motor listrik, sehingga sifatnya sangat vital untuk kinerja dan performa kendaraan secara keseluruhan.
Meski begitu, berbeda dengan baterai SLI utama dalam hal desain dan fungsionalitas. Baterai mobil listrik sengaja dirancang untuk menyimpan energi dalam jumlah besar dan mampu memberikan daya secara berkelanjutan untuk menggerakkan kendaraan listrik.
Sementara baterai SLI, biasa dipasang pada mobil konvensional dengan mesin pembakaran internal yang dirancang khusus untuk memberikan daya tinggi dalam waktu singkat untuk menyalakan mesin. Ada 5 jenis baterai yang biasa digunakan pada kendaraan listrik, diantaranya sebagai berikut.
1. Lead Acid (SLA)
Lead Acid (SLA) memiliki kapasitas energi yang terbatas, bobot yang lebih berat, serta siklus hidup yang lebih pendek dibandingkan dengan teknologi baterai lainnya. Oleh karena itu, baterai SLA umumnya digunakan dalam mobil listrik dengan jangkauan pendek atau kendaraan listrik ringan.
2. Ultracapacitor
Ultracapacitor, juga dikenal sebagai superkapasitor adalah jenis penyimpan energi elektrokimia yang berbeda dengan baterai. Jenis ini memiliki kapasitas energi yang lebih rendah dibandingkan baterai tradisional. Hal tersebut menjadikan penggunaannya lebih cocok sebagai sistem penyimpanan energi tambahan pada mobil listrik. Terutama saat akselerasi atau pengereman, untuk mengurangi tekanan pada baterai utama.
2. Li-on
Baterai lithium-ion adalah salah satu jenis baterai yang paling populer digunakan pada mobil listrik. Baterai ini memiliki kepadatan energi yang tinggi, masa pakai yang lama, dan efisiensi pengisian yang baik.
3. ZEBRA
Baterai ZEBRA (Zero Emission Battery Research Activity) juga merupakan jenis baterai yang umum digunakan pada mobil listrik. Baterai ini dikenal karena memiliki emisi nol saat digunakan, yang berarti tidak menghasilkan polusi udara selama penggunaannya.
4. NiMH
Baterai NiMH (Nickel Metal Hydride) lebih umum digunakan pada mobil hybrid dibandingkan dengan mobil listrik murni. Baterai ini memiliki kepadatan energi yang cukup baik dan juga tahan terhadap siklus pengisian ulang yang sering. Meskipun tidak seefisien baterai lithium-ion, baterai NiMH tetap menjadi pilihan yang baik untuk aplikasi mobil hybrid
Daya Tahan Penggunaan Baterai Mobil Listrik
Masa pakai dan ketahanan baterai pada mobil listrik berbeda-beda untuk setiap jenisnya tergantung pada jenis baterai dan pengaturan kendaraan. Secara umum, rata-rata usia baterai mobil tersebut berkisar antara 10 hingga 15 tahun atau untuk jarak tempuh sekitar 200 ribu kilometer.
Selain itu, usia baterai ini juga tergantung pada jenisnya. Jenis baterai lithium-ion seringkali digunakan dalam mobil listrik, karena akan mengalami siklus pengosongan ketika digunakan dan dilakukan pengisian daya saat terhubung ke stasiun pengisian daya listrik.
Ketahanan kendaraan juga dapat dipengaruhi oleh suhu, dimana suhu yang sangat tinggi atau justru rendah bisa berpengaruh pada masa pakai baterai. Terlalu tingginya suhu bisa mengurangi masa pakai baterai mobil listrik menjadi lebih cepat.
Benarkah Mobil Listrik Lebih Hemat Energi?
Dibanding dengan mobil konvensional pada umumnya yang menggunakan bahan bakar minyak, mobil listrik mempunyai berbagai kelebihan. Salah satu kelebihannya adalah mobil listrik ini dinilai lebih hemat energi. Benarkah?
Kementerian Perindustrian bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi hingga perguruan tinggi dan juga industri otomotif melakukan studi dan juga riset berkaitan dengan mobil listrik ini.
Hasilnya, didapatkan kesimpulan bahwa mobil listrik mampu menghemat lebih banyak energi hingga 80% dibanding dengan kendaraan umum atau mobil konvensional. Sebagai ilustrasi, bahwa untuk 1 kilowatt hour (kWh) dapat menjalankan mobil listrik hingga sejauh sekitar 7 km.
Sementara itu, kendaraan listrik dapat melaju hingga 300 km pada kapasitas penuh sebesar 45 kWh. Mobil listrik yang berkapasitas penuh sebesar 45 kWh ini kira-kira juga sebanding dengan Rp70.000 daya saat pengisian, namun sudah bisa menempuh 300 km. Sangat hemat bukan?
Bagaimana Jika Baterai pada Mobil Listrik Mengalami Kerusakan?
Berbicara mengenai mobil listrik, satu hal yang sangat penting untuk dipahami adalah terkait teknologi baterai yang digunakan. Pasalnya, baterai menjadi satu-satunya sumber listrik penggerak jenis kendaraan tersebut. Namun sayangnya, sekarang ini memiliki harga yang bisa dibilang sangat mahal.
Sehingga ketika terjadi kerusakan, biaya perbaikan maupun penggantian komponen baru juga cukup menguras kantong. Perlu Anda ketahui, bahwa menyimpan tegangan yang begitu tinggi dan dikhawatirkan bisa memicu mobil terbakar.
Ditambah lagi, baterai mobil yang berbasis lithium seperti Lithium-ion cukup sulit untuk dipadamkan bila sudah terbakar. Sebenarnya, kerusakan pada baterai tidak selalu diperlukan penggantian baru karena di dalam baterai tersebut terdapat beberapa modul.
Di dalam satu modul ini juga terdiri dari sejumlah sel baterai yang di-pack menjadi satu dan bekerja secara paralel. Sehingga bila ada kerusakan seperti penurunan battery health atau malfungsi, maka akan dicari bagian modul mana yang rusak, lalu dilakukan pengetesan siklus recharge dan juga discharge pada setiap modul baterai ini.
Apabila ditemukan adanya kerusakan, maka modul inilah yang akan dicabut dan diganti. Namun jika kerusakan sudah cukup parah atau tidak memungkinkan hal tersebut dilakukan, penggantian baru mungkin disarankan.
Bagaimana Solusi Meminimalisir Kerugian akibat Kerusakan Mobil Listrik?
Seperti pada pembahasan sebelumnya, dijelaskan bahwa baterai mobil listrik bisa saja mengalami kerusakan. Baik itu yang memerlukan penanganan dengan perbaikan atau penggantian baterai baru. Namun sekali lagi perlu Anda ingat, bahwa harga baterai ini juga tidaklah murah.
Belum lagi dengan biaya-biaya perbaikan lain seperti battery coolant, kampas rem, minyak rem, serta filter kabin. Ada baiknya jika anda mempersiapkan perencanaan finansial untuk mengatasi tingginya biaya servis mobil listrik.
Asuransi mobil bisa menjadi solusi untuk melindungi Anda dari risiko finansial akibat kejadian yang tidak terduga dari pemakaian mobil listrik. Misalnya saja seperti kecelakaan mobil listrik, gesekan saat di tempat parkir, hingga risiko kebakaran yang mungkin terjadi.
Cekpremi dapat membantu Anda untuk menemukan produk asuransi dari mitra yang terpercaya dan juga polis sesuai kebutuhan. Temukan rekomendasi asuransi mobil terbaik Anda bersama Cekpremi.com!