Kesehatan

Waspada Penyakit Cacar Monyet, Begini Gejalanya!

Penyakit cacar monyet atau monkeypox kini sedang menjadi topik pembicaraan di masyarakat. Namun, apakah Anda mengetahui apa sebenarnya monkeypox? Penyakit ini adalah sebuah masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada kulit.

Kondisi ini memiliki gejala yang hampir sama seperti pada cacar air. Hanya saja, gejala yang dirasakan cenderung lebih berat, lebih lama, serta menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati). Untuk lebih memahami penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya, mari simak informasinya di bawah ini.

Apa itu Cacar Monyet atau Monkeypox?

Monkeypox adalah sebuah penyakit yang penyebabnya adalah virus dan dapat ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus monkeypox termasuk dalam genus Orthopoxvirus keluarga Poxviridae, yang juga mencakup virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox)

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 selama dua wabah penyakit mirip cacar pada kelompok kera, dan sejak itu disebut “monkeypox”. Kasus monkeypox menjadi perhatian nasional, dengan 17 kasus dilaporkan di DKI Jakarta hingga 28 Oktober 2023, menurut catatan Dinas Kesehatan.

Penularan Virus Cacar Monyet

Penularan virus cacar monyet dapat terjadi melalui sentuhan dengan hewan terinfeksi, orang yang telah terjangkit, atau bahan yang terkontaminasi. Selain itu, virus ini dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran, penanganan pada hewan buruan, atau penggunaan produk dari hewan terinfeksi. 

Kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka dari orang yang terinfeksi, serta benda yang bersentuhan dengan cairan atau luka tersebut, seperti pakaian atau linen, juga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, virus dapat pula menular dengan melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan saat melakukan kontak langsung yang berkepanjangan dengan penderita. 

Meskipun berbagai spesies hewan rentan terinfeksi, namun belum jelas mengenai reservoir atau pembawa virusnya secara spesifik. Maka dari itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Selain itu, meskipun disebut cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utamanya.

Gejala dan Tanda Penyakit Monkeypox

Gejala dan tanda yang muncul akibat cacar ini terjadi melalui beberapa tahap. Setelah 1-3 hari gejala awal atau fase prodromal, seseorang akan memasuki fase erupsi, yang ditandai dengan demam tinggi mencapai 38⁰C dan diikuti munculnya ruam atau lesi pada kulit. Proses ini dimulai dari wajah dan secara bertahap menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Ruam tersebut berkembang dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, mengeras atau berkeropeng, dan akhirnya rontok. Monkeypox cenderung sembuh sendiri dalam 14-21 hari. Selain itu, perlu dipahami pula bahwa gejala awal monkeypox ini serupa dengan berbagai penyakit lain, seperti flu atau cacar manusia. 

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala tersebut. Penting juga mengetahui riwayat kontak dengan primata atau daerah yang terjangkit cacar monyet sebagai langkah antisipasi penularan. Untuk penyembuhan penyakit ini juga memerlukan waktu yang cukup lama.

Namun kondisi tersebut dapat sembuh secara alami (self-limiting disease). Meskipun demikian, hal ini masih berpotensi berbahaya bagi seseorang yang memiliki penyakit penyerta seperti Diabetes, HIV, atau gangguan autoimun yang memengaruhi sistem imun.

Bagaimana Cara Mencegah dan Mengobati Monkeypox?

Pengobatan untuk cacar monyet sendiri masih belum pasti, namun ada beberapa langkah yang dapat dilakukan selama pemulihan. Termasuk diantaranya adalah memperbanyak minum air putih dan mengonsumsi antibiotik sesuai resep untuk mencegah infeksi sekunder. 

Sementara itu, Anda bisa menggunakan obat penurun demam atau penghilang rasa sakit untuk mengatasi demam dan nyeri. Beberapa jenis antivirus seperti cidofovir atau tecovirimat yang umumnya digunakan untuk smallpox juga dapat membantu. Selanjutnya, membersihkan diri dengan air hangat dan oatmeal koloid dapat meredakan gatal serta ruam. 

Jika perlu, Anda dapat menutupi ruam dengan pakaian tertutup atau perban. Selain itu, Anda pun bisa melakukan isolasi di rumah, membersihkan permukaan yang sering disentuh, serta menjaga kebersihan tangan dengan mencuci atau menggunakan hand sanitizer. 

Terbaru, diketahui bahwa pemberian vaksin Jynneos dapat mengurangi risiko penyakit monkeypox hingga 85%. Asosiasi Food and Drug Administration dari Amerika Serikat pun telah mengesahkan vaksin Jynneos sebagai proteksi efektif terhadap virus cacar, termasuk cacar monyet.

Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi monkeypox ini telah dimulai sejak 23 Oktober 2023. Program vaksinasi ini ditargetkan untuk 477 peserta, sesuai dengan ketersediaan vaksin monkeypox yang ada. Vaksin monkeypox memerlukan dua dosis, dengan interval empat minggu antara dosis pertama dan kedua. 

Efektivitas vaksin biasanya mencapai puncaknya dua minggu setelah dosis kedua. Sasaran vaksinasi ini adalah kelompok rentan yang erat atau sering terlibat dengan penderita monkeypox atau individu dengan human immunodeficiency virus (HIV).

Apakah Pengobatan dan Vaksinasi Dicover Asuransi Kesehatan?

Jika terkena virus monkeypox dengan gejala yang cukup parah, dokter biasanya akan menyarankan rawat inap untuk perawatan intensif. Durasi rawat inap ini bergantung pada tingkat keparahan penyakit, sehingga memungkinkan biaya perawatannya juga tidak bisa diprediksi.

Untuk menghindari beban finansial yang tak terduga dan sebagai langkah pencegahan, pilihan bijak adalah memanfaatkan asuransi kesehatan. Asuransi ini bermanfaat untuk melindungi dari biaya pengobatan yang tinggi dan di luar prediksi. Pasalnya, risiko jatuh sakit atau terpapar virus dapat menyebabkan masalah keuangan jika tidak dikelola dengan baik. 

Terlebih lagi, dengan banyaknya penyakit baru dan kenaikan biaya medis setiap tahunnya, memiliki asuransi kesehatan menjadi langkah perlindungan yang penting. Dengan demikian, kondisi keuangan keluarga dapat tetap terjaga meskipun ada anggota keluarga yang mengalami sakit.

Memiliki asuransi kesehatan, memungkinkan Anda dapat mengurangi risiko keuangan yang perlu dikeluarkan jika Anda atau anggota keluarga mengalami sakit. Perusahaan asuransi akan memberikan penggantian biaya rumah sakit sesuai dengan manfaat polis yang dimiliki.

Untuk mendapatkan informasi seputar produk maupun polis asuransi kesehatan, Anda bisa kunjungi web Cekpremi.com. Di sini Anda bisa memilih dan membandingkan berbagai produk asuransi kesehatan terpercaya. Dengan bantuan tim ahli Cekpremi, Anda dapat menemukan rekomendasi asuransi terbaik

 

Referensi

Halodoc

Kemkes

Indonesia

Detik

Detik Finance

Admin

Recent Posts

Rating NCAP adalah Awal Mula dan Manfaat dari Uji NCAP

Banyak yang belum mengenal apa itu rating New Car Assessment Program (NCAP) di Indonesia. Dengan…

July 2, 2024

5 Makanan Sehat Ini Bisa Cegah Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana kualitas serta kepadatan tulang kamu berkurang dengan sangat cepat. Penyakit…

July 2, 2024

Yuk Intip 5 Tips Susun Portofolio Investasi Pasca Kuliah

Setelah lulus kuliah, Anda perlu mulai memikirkan bagaimana agar kondisi finansial Anda semakin baik dari…

July 2, 2024

Bocoran Merek Mobil yang Akan Launching di GIIAS 2024

Sebagai pecinta otomotif, pastinya Anda sudah tidak asing lagi dengan pameran GIIAS. Melalui ajang ini,…

July 2, 2024

10 Manfaat Membacakan Dongeng Kepada Anak

Masih ingat kisah tentang Si Kancil, atau cerita tentang bawa merah bawang putih? Atau apa…

June 28, 2024

Mobil Listrik Ramah Lingkungan tapi Menguras Kantong, Benarkah?

Anda ingin beralih ke mobil listrik ramah lingkungan? Merasa khawatir kalau biaya maintenance-nya menguras kantong?…

June 26, 2024