Inilah yang Dimaksud dengan Penyakit Mioma Uteri, Berbahayakah?

mioma uteri

Mioma uteri atau mioma rahim adalah kondisi di mana massa tumbuh di dalam atau di luar rahim tanpa adanya sifat ganas. Biasanya, mioma muncul di dinding rahim dan dapat menonjol ke arah rongga endometrium atau permukaan rahim.

Jumlah dan ukuran mioma dapat bervariasi, dan terkadang ada satu atau lebih massa. Sekitar 20% kasus mioma muncul pada usia subur dan seringkali ditemukan secara tidak sengaja ketika pemeriksaan rutin.

Diantara 40 – 50% kasus mioma yang tidak menunjukkan gejala ditemukan pada perempuan berusia 35 tahun. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya? Apa saja faktor risiko, gejala yang muncul, serta bagaimana diagnosis dan penanganannya? Simak penjelasan seputar miom pada wanita di bawah ini!

Faktor Risiko Miom pada Wanita

Penyebab miom memang belum diketahui dengan pasti, namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami mioma uterus. Beberapa faktor risiko tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Usia di atas 40 tahun
  2. Riwayat keluarga dengan mioma
  3. Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun
  4. Belum pernah hamil sebelumnya (wanita yang sudah memiliki anak cenderung lebih jarang mengalami mioma)
  5. Kelebihan berat badan atau obesitas
  6. Pola makan tinggi daging merah dan rendah sayuran hijau
  7. Konsumsi minuman beralkohol
  8. Kebiasaan merokok
  9. Penggunaan kontrasepsi hormonal dengan tingkat estrogen tinggi

Sementara itu, faktor yang dapat menurunkan risiko terjadinya miom adalah riwayat melahirkan. Wanita yang pernah menjalani persalinan memiliki risiko lebih rendah menderita miom.

Tanda dan Gejala Mioma Uteri

Pada umumnya, mioma uteri tidak menimbulkan gejala pada penderitanya. Namun, terkadang kondisi tersebut memunculkan gejala dengan tanda-tanda sebagai berikut :

  1. Periode menstruasi sangat panjang dan berat
  2. Perut tampak membesar
  3. Mengalami nyeri selama berhubungan intim
  4. Sering buang air kecil karena tekanan miom pada kantung kemih
  5. Nyeri saat buang air kecil dan adanya rasa belum tuntas
  6. Mengalami nyeri di bagian belakang kaki
  7. Sembelit atau perut kembung
  8. Mengalami nyeri atau tekanan pada panggul atau punggung

Apakah Mioma Uteri Berbahaya?

Sumber : https://elements.envato.com/the-doctor-check-daily-in-the-sick-room-V4ALW7D

Anda perlu menyadari bahwa miom terdiri dari jaringan otot mirip dengan otot rahim. Perbedaannya, miom tumbuh secara abnormal dan memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan otot rahim normal. Penting untuk dipahami, bahwa mioma uteri tidak bersifat kanker.

Meskipun demikian, Anda perlu mewaspadai ukuran miom tersebut. Miom dengan ukuran kecil biasanya tidak memerlukan penanganan khusus karena tidak berpotensi berbahaya. Miom kecil pada rahim juga biasanya muncul tanpa gejala. Namun, ketika ukuran miom ini bertambah besar, gejala baru akan muncul.

Kondisi ini mengindikasikan perlunya pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan pengobatan yang optimal. Pasalnya, meskipun mioma uteri umumnya tidak berbahaya, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi. Termasuk diantaranya adalah penurunan jumlah sel darah merah atau anemia, serta mengakibatkan kelelahan dan kehilangan darah yang signifikan.

Secara umum, mioma tidak menghambat kehamilan, meskipun ada kemungkinan munculnya fibroid submukosa yang dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran. Kondisi dengan infertilitas ini terjadi akibat penyumbatan tuba falopi, yaitu saluran tempat pembuahan terjadi, yang letaknya berada di antara indung telur dan rahim.

Penyebabnya juga bisa distorsi rongga rahim, dikarenakan penyempitan pada rongga rahim yang dipenuhi oleh benjolan atau massa mioma. Mioma uteri juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, serta kelahiran prematur.

Diagnosis dan Penanganan Miom

Mioma terkadang tidak terdiagnosis dengan cepat karena seringkali tidak menimbulkan gejala pada kondisi yang ringan. Deteksi mioma dapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin oleh dokter kandungan. Dalam proses diagnosis mioma rahim ini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan melakukan wawancara medis terlebih dahulu (anamnesis).

Anamnesis dilaksanakan untuk mengetahui apakah pasien sering mengeluhkan rasa berat, mengganjal, adanya benjolan di bagian perut bawah, serta mengalami gangguan haid yang disertai rasa nyeri. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik dengan metode bimanual akan menunjukkan adanya massa atau benjolan pada uterus. Secara umum, massa tersebut terletak di garis tengah atau sedikit ke samping, yang ketika diraba memiliki bentuk benjolan-benjolan. Setelah itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung hasil akhir.

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis mioma, diantaranya adalah USG (Ultrasonografi), Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), tes lab, histerosonografi, histerosalpingografi, serta histeroskopi. Sementara itu, untuk pengobatan bisa dilakukan oleh dokter melalui beberapa metode berikut:

  1. Alat Kontrasepsi dalam Rahim / AKDR (IUD) Pelepas Progestin
  2. Terapi hormonal
  3. Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID)
  4. Asam traneksamat
  5. Embolisasi Arteri Uterina
  6. Miomektomi Histerektomi
  7. Embolisasi Arteri Uterina
  8. Miomektomi Laparoskopi atau Robotik
  9. Ablasi Radiofrekuensi

Meminimalisir Risiko Kerugian akibat Miom pada Wanita

Kondisi penyakit mioma uteri memang tidak berbahaya, namun sebaiknya tidak dianggap remeh. Keberadaan mioma pada rahim dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan berpotensi menyebabkan komplikasi. Meskipun tidak dapat dicegah sepenuhnya, mengadopsi gaya hidup sehat, menjaga berat badan normal, dan memperhatikan asupan nutrisi dapat membantu mengurangi risikonya.

Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa seperti pada tanda dan gejala miom di atas, segera konsultasikan diri dengan dokter. Namun perlu diingat, bahwa biaya pemeriksaan dan penanganan miom juga tidaklah murah, tergantung dari kondisi dan komplikasi yang terjadi.

Asuransi kesehatan berperan penting dalam melindungi keuangan dari biaya perawatan miom yang tak terduga. Dalam keadaan darurat atau penyakit serius, pemegang polis tidak perlu khawatir tentang pembayaran perawatan karena asuransi akan menanggungnya.

Asuransi kesehatan menawarkan akses terhadap berbagai layanan kesehatan seperti konsultasi dokter, rawat inap, obat-obatan, serta tindakan medis. Jaminan perlindungan ini memberikan kepastian bahwa pemegang polis dapat menerima perawatan yang tepat waktu dan efektif.

Perlindungan asuransi juga mencakup program pencegahan, perawatan, dan pemeriksaan medis berkala, termasuk skrining kesehatan. Dengan mendapatkan perawatan lebih dini dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, pemegang asuransi dapat mengurangi risiko penyakit serius dan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.

Untuk menemukan informasi seputar produk dan polis asuransi kesehatan terbaik, dapatkan rekomendasinya di Cekpremi. Mulailah memproteksi diri Anda dengan menyiapkan asuransi kesehatan sekarang juga. Temukan proteksi kesehatan terbaik Anda di Cekpremi.com, portal asuransi no.1 di Indonesia.

Referensi

Halodoc

Klikdokter

EMC