Kenali Berbagai Penyakit Kritis yang Bisa Menyerang Usia Muda

asuransi penyakit kritis

Pola hidup tidak teratur bisa membuat beberapa penyakit menyerang Anda, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit kritis sekalipun. Biasanya, penyakit-penyakit ini menyerang secara perlahan, kemudian pada level kritis, bisa membahayakan nyawa penderitanya.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Risdikes) 2018 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi kanker pada usia produktif cukup tinggi. Prevalensi kanker pada usia 25-34 tahun mencapai 1,21% dan usia 35-44 tahun mencapai 2,58% per 1.000

Lalu, prevalensi penyakit stroke pada usia 25-34 tahun mencapai 1,4% dan 35-44 tahun mencapai 3,7%. Sedangkan prevalensi penyakit jantung pada usia 25-34 tahun sebesar 0,8% dan usia 35-44 tahun sebesar 1,3% per 1.000 penduduk di Indonesia.

Penyakit Kritis yang Sering Menyerang di Usia Produktif

sakit jantung

1. Penyakit Jantung

Berdasarkan penelitian, penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab terbesar kematian di masyarakat. Penyakit jantung terjadi ketika kinerja jantung mengalami gangguan, seperti gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau bawaan lahir.

2. Stroke

Saat ini, stroke juga menjadi ancaman serius bagi yang masih berusia produktif. Pada dasarnya, penyakit stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tindakan penanganan yang cepat sangat diperlukan untuk mengurangi kerusakan otak dan timbulnya komplikasi.

3. Kanker

Kanker menyumbang 16,32% untuk angka total kematian masyarakat (IMHE, 2016). Penyakit ini dapat menyerang semua golongan umur, mulai dari anak kecil, usia muda, hingga dewasa. Namun, penyakit kanker bisa dicegah lebih dini dengan mengenali gejala-gejala awal yang timbul.

Menurut Yayasan Kanker Indonesia, ada 12 jenis kanker yang paling sering ditemui, yaitu kanker darah atau leukemia, kanker hati, kanker payudara, kanker kulit atau melanoma, kanker lambung, kanker lidah, kanker mulut, kanker mata, kanker otak, kanker tiroid, kanker serviks dan kanker paru.

4. Penyakit Kritis Lainnya

Tentu saja, masih ada beberapa penyakit kritis selain empat penyakit di atas yang harus diwaspadai. Beberapa diantarnya adalah:

  • Gagal ginjal
  • Gangguan saraf akut
  • Hepatitis
  • Radang selaput otak (meningitis)
  • HIV/AIDS

Pengobatan Penyakit Kritis

Pengobatan medis pada orang yang sudah terkena penyakit kritis bersifat wajib. Pasalnya, jika tidak ditangani dengan tindakan medis yang tepat, penyakit tersebut dapat merenggut nyawa seseorang.

Biaya perawatan medis untuk menangani penyakit-penyakit kritis, sayangnya, terkenal mahal. Menurut data, biaya operasi bypass jantung pada penderita kardiovaskular saja bisa mencapai Rp 150 juta hingga Rp 300 juta. Sedangkan biaya pemasangan ring jantung biayanya mencapai Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Biaya perawatan penyakit kanker juga sangat besar antara Rp 102 juta hingga Rp 106 juta per bulan.

Jadi, ketika seseorang terkena penyakit ini, efek yang akan ditimbulkan adalah kurangnya produktivitas hingga ketidakmampuan mencari nafkah dan yang terburuk, meninggal dunia. Terlebih jika penyakit tersebut menyerang saat usia produktif, maka keluarga akan terbebani secara finansial. Oleh karena itu penting untuk memiliki asuransi penyakit kritis.

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis

tips memilih asuransi

1. Cakupan Perlindungan Luas

Setiap orang tentunya memiliki riwayat kesehatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ancaman penyakit kritis yang kita alami pun tidak bisa disamakan. Penting sekali untuk mengenali jenis-jenis penyakit yang masuk dalam cakupan perlindungan sebuah asuransi. Asuransi yang baik harus memiliki cakupan perlindungan yang cukup luas.

2. Manfaat Jika Meninggal Dunia

Manfaat ini akan sangat berguna bagi keluarga yang ditinggalkan, agar dapat melanjutkan hidup dengan layak. Ketika seorang kepala keluarga tidak terlindungi dengan asuransi ini dan meninggal dunia karena salah satu penyakit tersebut, maka besar kemungkinan keadaan keuangannya terganggu. Dengan adanya manfaat ini, akan ada uang santunan yang diberikan jika Tertanggung meninggal dunia.

3. Proses Klaim Mudah

Proses klaim asuransi yang baik, tentunya harus mudah serta tidak bertele-tele. Ketika dokumen-dokumen klaim sudah lengkap, maka dalam jangka waktu tertentu, uang pertanggungan akan sampai ke tangan keluarga Tertanggung.

4. Sesuaikan Premi Dengan Penghasilan

Semakin banyak cakupan perlindungan yang kita ambil dalam sebuah asuransi penyakit kritis, maka makin besar pula premi yang harus dibayarkan. Pastikan kenali diri sendiri dan kenali pula penyakit-penyakit turunan dan penyakit lain yang berpotensi menyerang Anda di masa depan.

Temukan berbagai pilihan asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis di cekpremi.com. Ada diskon hingga 25% lho!