Botak di usia muda bisa menjadi masalah yang mengganggu, mengingat rambut sering dianggap sebagai bagian penting dari penampilan seseorang. Beberapa faktor dapat menyebabkan kerontokan pada usia muda, dan pemahaman tentang penyebab-penyebab ini dapat membantu Anda untuk mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Penyebab Botak di Usia Muda
Rambut dianggap sebagai mahkota, terutama bagi wanita. Rontoknya rambut sebenarnya merupakan suatu hal yang alami. Namun, jika kerontokan mencapai sekitar 50-100 helai rambut per hari, mungkin hal tersebut menjadi indikasi bahwa ada masalah kesehatan pada tubuh. Lebih dari itu, kerontokan juga dapat menjadi penyebab kebotakan pada seseorang.
Kebotakan merupakan salah satu masalah kesehatan rambut yang sering kali menjadi keluhan. Umumnya, kondisi ini lebih sering ditemui pada orang yang telah mencapai usia 40 tahun. Namun, pada saat ini, botak di usia muda banyak dialami oleh banyak individu, dan kebanyakan kasus kebotakan terjadi pada pria.
Berikut ini adalah beberapa faktor utama penyebab botak di usia muda yang perlu Anda ketahui.
Alopesia Androgenetik
Alopesia adalah kondisi di mana terjadi rontoknya rambut dalam jumlah yang signifikan yang dapat mengakibatkan kebotakan pada kulit kepala. Normalnya, orang kehilangan rata-rata 25–100 helai rambut per hari. Namun, apabila jumlah rambut yang rontok melebihi 100 helai per hari, maka hal tersebut dapat dianggap sebagai alopesia.
Alopesia androgenetik terjadi ketika botak di usia muda mulai terjadi, bahkan bisa dimulai sejak awal masa pubertas. Kondisi ini dipengaruhi oleh hormon androgen dan faktor keturunan.
Hipogonadisme
Dalam beberapa kasus, seseorang yang mengalami botak di usia muda juga dapat mengalami hipogonadisme. Hipogonadisme adalah kondisi kekurangan hormon reproduksi, di mana salah satu gejalanya adalah rendahnya kadar testosteron pada pria.
Testosteron memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seksual pria. Pria yang mengalami kekurangan testosteron dapat menunjukkan tanda-tanda, seperti rambut rontok atau menipis seiring waktu, serta pertumbuhan bulu ketiak dan area kemaluan yang tidak optimal.
Alopecia Areata
Alopecia areata adalah suatu kondisi autoimun yang menyebabkan kebotakan pada kulit kepala atau bagian tubuh lainnya. Pada kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel-sel sehat sebagai benda asing dan menyerangnya. Dalam kasus alopesia areata, folikel rambut menjadi target serangan sistem kekebalan.
Gejala yang mungkin muncul termasuk rambut rontok pada kulit kepala, alis, bulu mata, atau tubuh. Menurut jurnal Disease Primers (2017), alopesia areata memengaruhi sekitar 2% populasi di seluruh dunia. Kondisi ini biasanya mulai muncul sebelum usia 30 tahun, bahkan bisa terjadi sejak masa kanak-kanak.
Malnutrisi
Malnutrisi adalah kondisi kekurangan zat gizi yang dapat timbul karena pola makan yang tidak memadai, konsumsi makanan rendah gizi, atau kurangnya asupan nutrisi yang seimbang. Seng memiliki peran kunci dalam sintesis protein pada rambut dan sel-sel tubuh lainnya.
Karena tubuh tidak dapat memproduksi seng sendiri, penting untuk mendapatkan mineral ini melalui makanan atau suplemen. Tanda-tanda kekurangan seng meliputi rambut rontok, lama penyembuhan luka, serta penurunan fungsi indera perasa atau penciuman.
Pewarnaan dan Penataan Rambut yang Berlebihan
Aktivitas pewarnaan dan penataan rambut yang sering, seperti mewarnai rambut atau menggunakan hair dryer dan catok, dapat menyebabkan kerusakan pada rambut. Dampak jangka panjang dari kebiasaan ini dapat meliputi risiko botak di usia muda. Saat melakukan pewarnaan rambut, terkadang diperlukan proses pemutihan (bleaching).
Pemutihan yang sering dapat menyebabkan kerusakan pada akar rambut. Selain itu, paparan suhu panas yang berlebihan dari penggunaan hair dryer atau catok juga dapat melemahkan akar dan batang rambut. Langkah-langkah ini dapat mengurangi kekuatan dan kesehatan rambut, meningkatkan risiko kerontokan rambut di usia muda.
Mengalami Stres
Jika seseorang mengalami tingkat stres yang tinggi dan tekanan hidup yang berlebihan, hal ini dapat menjadi penyebab rambut rontok pada usia muda. Stres memiliki dampak negatif pada siklus pertumbuhan rambut, menyebabkan kerontokan rambut yang bersifat sementara hingga permanen. Kondisi ini dikenal sebagai telogen effluvium, yang biasanya bersifat sementara.
Gangguan Tiroid
Gangguan pada kelenjar tiroid yang mengakibatkan ketidakseimbangan produksi hormon tiroid dapat menjadi penyebab rambut rontok atau rapuh. Ketika produksi hormon tiroid, terutama hormon T3 dan T4, terganggu, pertumbuhan rambut di akar juga terpengaruh.
Rambut yang rontok mungkin tidak tergantikan oleh rambut baru, menyebabkan penipisan rambut di kulit kepala dan bahkan pada area lain seperti alis. Namun, dengan perawatan yang sesuai, seperti terapi hormon tiroid, ada kemungkinan pertumbuhan kembali rambut yang rontok pada usia muda.
Cara Mencegah Botak di Usia Muda
Untuk menjaga kesehatan rambut dan mencegah botak di usia muda, perawatan yang sederhana dapat dilakukan, seperti menggunakan sampo yang sesuai saat keramas. Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, seperti berikut.
Konsumsi Makanan Kaya Nutrisi
Minyak alami pada kulit kepala, yang menjaga kelembapan alami rambut, dipengaruhi oleh nutrisi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.
Tidak Keramas Setiap Hari
Kebiasaan keramas setiap hari dapat membuat minyak alami terjebak di kulit kepala dan menyebabkan kekeringan rambut. Keramas sekitar tiga kali dalam seminggu dianggap cukup atau jika rambut sudah terlalu berminyak untuk mengurangi frekuensi keramas.
Mandi dengan Air Hangat
Mandi dengan air hangat dapat membantu mencegah kebotakan. Namun, penggunaan air hangat yang berlebihan dapat membuka pori-pori di kulit kepala dan meningkatkan risiko kotoran masuk.
Penggunaan Pelembap Rambut
Menggunakan pelembap rambut setelah keramas membantu mengembalikan kelembapan rambut dan kulit kepala. Hal ini akan membuat rambut lebih mudah diatur dan mengurangi risiko kekeringan.
Penting diingat bahwa setiap individu memiliki kombinasi faktor botak di usia muda yang berbeda-beda. Konsultasi dengan ahli dermatologi atau dokter spesialis rambut dapat membantu menentukan penyebab spesifik dan merancang rencana perawatan yang sesuai.
Untuk bisa mendapatkan konsultasi dengan mudah dan terjangkau, ada baiknya jika Anda memiliki asuransi kesehatan. Anda bisa mengecek di cekpremi untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai berbagai perusahaan asuransi.
Anda bisa mencari informasi lebih lanjut mengenai perusahaan asuransi yang sesuai dengan preferensi Anda dan memberikan keuntungan bagi Anda.
Referensi: