Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer. Reksa dana memiliki beberapa jenis yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Akan tetapi, ada satu jenis reksa dana yang menarik yakni reksa dana indeks. Reksa dana jenis ini cocok bagi Anda yang ingin memulai investasi reksa dana. Berikut penjelasan lengkapnya.
Mengenal Reksa Dana Indeks
Dilansir dari situs resmi OJK, Reksa dana indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.
Cara kerja reksa dana indeks sama seperti jenis lainnya dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari di bursa dan ditujukan bagi Investor yang menginginkan transparansi atas investasinya.
Terkait manfaat, risiko, kewajiban, serta cara membeli Reksa Dana Index juga relatif sama dengan produk atau jenis Reksa Dana lainnya.
Tujuan dari penerbitan reksadana indeks adalah meniru pergerakan indeks acuannya. Jadi, semakin mirip dengan indeks acuannya, maka reksadana indeks tersebut semakin baik.
Sebuah reksadana indeks tidak memiliki return yang sama persis seperti indeks acuan, tapi angkanya mendekati. Kinerja sebuah reksa dana indeks dapat dikatakan baik apabila memiliki selisih kinerja yang semakin kecil dari indeks acuannya.
Keunggulan Reksa Dana Indeks
Reksa dana indeks punya beberapa keunggulan, antara lain:
1. Investasi Terjangkau
Bila Anda ingin punya beragam aset tetapi dananya terbatas, reksa dana jenis ini bisa jadi pilihan. Dengan membeli reksadana indeks, otomatis seperti Anda membeli 22 saham yang ada dalam indeks, dengan minimal pembelian mulai dari Rp50.000.
2. Risiko Terdiversifikasi
Seperti dijelaskan sebelumnya, reksa dana indeks menyerupai kinerja indeks acuannya. Contoh, indeks saham LQ-45 atau saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar. Saham-saham yang tercantum dalam indeks ini sudah diseleksi sehingga risikonya juga lebih kecil dibandingkan dengan investasi langsung di saham-saham lainnya.
3. Biaya Pengelolaan (Management Fee) Lebih Murah
Reksa dana jenis ini dikelola secara pasif, sehingga manajer investasi tidak banyak melakukan transaksi dalam pengelolaan portofolionya. Hal ini membuat biaya pengelolaan (expense ratio) dari reksadana indeks lebih kecil dari reksadana konvensional.
Maksud dari pendekatan secara pasif adalah dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya. Komposisinya persis dengan indeks acuan, sehingga hasilnya jakan mirip dengan indeks acuannya. Cara ini dikenal pula dengan strategi manajemen pasif (passive management strategy).
Pengelolaan secara pasif menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan banyak analis untuk menganalisis saham atau obligasi sebuah perusahaan.
Kemudian, biaya transaksi juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif. Karena itu, biaya reksadana indeks umumnya lebih kecil dibandingkan reksadana konvensional.
Kekurangan Reksa Dana Indeks
Reksa Dana jenis ini juga memiliki kekurangan, yaitu:
1. Rentan terhadap perubahan pasar
Karena meniru apa yang terjadi di pasar, ketika tren pasar naik maka akan ikut naik, begitu pun sebaliknya, ketika turun maka nilai investasi pun ikut turun.
Hal tersebut terjadi karena tidak ada intervensi dari manajer investasi yang tidak mengelola secara aktif karena tidak dilakukan penjualan atau pembelian dan hanya mengikuti indeks. Dengan demikian intervensi manusia yang minim akhirnya membuat investasi indeks sangat tergantung pada kondisi pasar.
2. Kurang fleksibel
Reksa dana jenis ini juga bisa dibilang tidak fleksibel dibandingkan reksadana konvensional. Sebagai contoh ketika Anda membeli sebuah reksadana indeks IDX30, maka Anda tidak dapat berinvestasi pada saham di luar 30 saham yang tercantum dalam IDX30.
3. Keuntungan terbatas
Sebagai contoh Anda sudah membeli reksadana indeks IDX30. Nah, ketika ada satu saham yang trennya sedang bagus namun saham tersebut tidak masuk ke dalam indeks tersebut, maka sebagai investor tidak dapat memanfaatkan peluang itu.
Hal ini karena cakupan instrumen keuangan ini hanya dalam saham-saham yang sudah ditentukan sebelumnya. Jadi ketika ada saham di luar indeks yang sedang naik dan memiliki potensi besar, Anda tidak akan bisa memanfaatkan peluang untuk meraih keuntungan yang ditawarkan oleh saham tersebut.
Contoh Reksadana Indeks
Berikut ini beberapa contoh reksadana indeks yang ada di Indonesia.
1. Panin IDX30
2. Premier IDX30
3. Syailendra Index IDX30
4. Avrist Indeks LQ45
5. Simas IDX30
Demikian penjelasan mengenai reksa dana indeks. Secara garis besar reksa dana jenis ini adalah reksa dana yang dikelola secara pasif atau investasi dibuat serupa dengan indeks yang dijadikan acuan.
Penjelasan singkatnya, ketika tren pasar sedang naik maka nilai investasi indeks akan ikut naik. Begitu pun sebaliknya, ketika tren pasar turun maka investasi ikut turun.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu Anda dalam melakukan investasi reksa dana. Yuk, temukan berbagai artikel keuangan menarik lainnya di Blog CekPremi!