Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang cukup menakutkan dan banyak menimbulkan kematian pada wanita. Berdasarkan data Kemenkes pada tanggal 31 Januari 2019, terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Salah satu cara untuk menekan risiko terkena penyakit ini adalah dengan pemberian vaksin kanker serviks.
Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang sebagian besar disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sehingga, fungsi dari diberikan vaksin adalah untuk mencegah penularan virus sekaligus mengurangi risiko yang lebih buruk. Selain mencegah kanker serviks, vaksin ini juga bisa mencegah kutil kelamin, kanker kelamin, serta kanker vulva.
Bagaimana Cara Pemberian Vaksin Kanker Serviks?
Untuk wanita, saat ini di Indonesia pemberian vaksin kanker serviks disarankan mulai dari usia 10 tahun ke atas. Untuk usia 10-13 tahun, pemberian vaksin cukup membutuhkan 2 dosis. Sedangkan usia 16-18 tahun atau remaja akhir, vaksin diberikan dalam 3 dosis dengan jarak 1-6 bulan.
Tujuan vaksin HPV diberikan sejak usia remaja agar pencegahannya lebih efektif karena apabila pemberian vaksin diberikan saat sudah melakukan hubungan seksual, bisa saja sudah terjadi infeksi HPV. Dosis vaksin tersebut diyakini memberi perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV.
Tidak hanya untuk wanita, pria juga bisa melakukan vaksin ini lho! Virus HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker anus, serta kanker tenggorokan. Vaksin HPV direkomendasikan terutama pada pria berusia 26 tahun ke bawah, yang berhubungan intim dengan sesama pria ataupun yang memiliki gangguan imunitas.
Jenis Vaksin Kanker Serviks
Ada beragam jenis virus HPV. Sekitar 40% dari seluruh jenis virus HPV dapat menyebabkan infeksi di daerah kelamin, dan beberapa jenis tertentu dapat memicu kanker serviks. Jadi, ada beberapa jenis vaksin HPV sesuai dengan jenis virusnya, yaitu:
- Jenis pertama adalah Umumnya digunakan untuk mencegah kanker serviks dan pra kanker. Vaksin jenis ini akan mencegah infeksi HPV-16 dan HPV-18 yang umum menyebabkan kanker. Vaksin HPV ini ditujukan untuk wanita berusia 10-25 tahun.
- Jenis kedua adalah Gardasil. Digunakan untuk mencegah kanker dan pra kanker serviks, vulva, vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang disebabkan HPV-16 dan HPV-18, vaksin ini juga menangkal infeksi HPV-6 dan HPV-11 sebagai penyebab kutil kelamin. Untuk laki-laki, penggunaan vaksin ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.
- Jenis terakhir yaitu Gardasil 9. Cakupan pencegahan infeksi HPV dari vaksin ini lebih luas dari Gardasil sebelumnya, yaitu mencakup HPV-31, HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58 yang juga merupakan penyebab kanker serviks. Untuk laki-laki, Gardasil 9 dapat digunakan untuk usia 9-15 tahun.
Efek Samping Vaksin Kanker Serviks
Mungkin banyak yang bertanya, apakah ada efek samping dari penyuntikan vaksin ini. Nah, efek samping vaksinasi HPV umumnya terjadi sementara dan tergolong ringan. Beberapa yang sering dikeluhkan adalah bengkak, nyeri dan kemerahan di area suntikan, serta sakit kepala. Kemudian efek samping yang tidak terlalu sering ditemukan adalah demam, mual dan rasa sakit di sekitar lengan, tangan atau kaki hingga munculnya ruam merah yang gatal. Serta efek sangat jarang terjadi yaitu kesulitan bernapas.
Vaksin kanker serviks ini menjadi salah satu jenis vaksin yang sebaiknya dilakukan, terutama oleh wanita. Namun sebelum menjalani vaksin, ada baiknya untuk Anda konsultasi dengan dokter dan meminta informasi lengkap tentang manfaat dan risiko efek samping.